Di bawah langit yang biru aku
melangkah diam dalam keheningan, ketika itu aku baru saja masuk High School
disebuah kota kecil bernama Hazelwood, tepatnya dijalan Artane Road, bagaimana
tidak hening dan merasa kesepian saat itu aku seperti merasa diasingkan, aku
serasa diacuhkan dan diterbelakangkan hanya karna sebuat genk kecil yang sok
dan merasa Ok. Tapi, waktunya telah berlalu kini aku kelas XI dan aku rasa
kehidupan baru dimulai. Ya, aku mempunyai banyak teman, dan kehidupan pun
seperti berbanding terbalik 180º. Genk-genk yang sok ok itu kini mereka
Nothing!, terpecah belah. Really not important dikalangan angkatanku. Justru
dari semua itu aku merasa WOW, Semua itu terjadi berawal dari banyak konflik.
“Meg,
liat tuh Gita ngapain senyum-senyum sendiri?, emang stress tuh orang”, ucap
Sofia kepada Megan, heran.
“Git,
lu tuh memang aneh! Apaan tuh coba liat?”, ucap Megan, menarik paksa kertas
yang Gita pegang.
“Liat
nya no. 2!”, seru Gita.
“(Kaget)
hah? (Senyum-senyum gak jelas) Zayn Malik, ahh Sofia, liat ini!”, Ucap Megan,
terburu-buru.
“Zayn
Malik.. Wahhhh pantesan si Gita heboh!”, Seru Sofia, yang merasa gak aneh.
Yaahhh dari percakapan yang
singkat Gita dan kawan-kawan mengenal Zayn Malik yang saat itu, Zayn Malik
memang tengah menjadi Trending Topic World To School. Begitu beruntungnya Gita
karena bisa sekelas dengan Zayn yang WOW kecenya. Tapi, itu udah lama sekali.
Sekarang berbeda kisahnya.
“Fika, liat deh cowok yang lagi duduk ditangga itu”, ucap
Gita, termenung.
“Cieeee
ciee cieee itukan Niall... Suka yaah??”, ucap Afika, menggoda.
“Ihhh
apa sihh nggak kok nggakk”, seru Gita, menyangkal.
“Ehmm
Speak aja dulu hahaha”, ucap Afika, yang terus menggoda Gita.
“Ehm
apaan sih kalian, nggak, bukannya gituh abis aku rasa Niall sering liatin aku”,
sahut Gita, dengan pedenya.
“Ehm,
Gita gimana sih? Konsisten donk sama Zayn…”, sahut Zahara.
“Eaaaaah…”,
serentak.
“Iih
udah ah kalian apa-apaan sih, ada Zayn tau dibelakang ntar dya denger”, seru
Gita, dengan nada yang bête.
***
Yaaa Gita memang blesteran Indonesia-India
dengan gayanya yang Korea dan cakapnya yang ke Inggris-Inggrisan membuat Gita
menjadi terkenal disekolahnya, Tanya saja kesemua siswa IT High School, siapa
yang tak mengenal Gita, Gadis yang Imut dengan gayanya yang kekanak-kanakan ala
Korea hahaaha.
“Liam..
kok dya dekat banget sih sama Zayn?”, tanya Gita.
“Gak
tau yaaaa.. Liam sama Zayn saudaraan kali!”, seru Megan.
Memang Megan itu naksir juga
sama Zayn dengan statusnya yang berpacaran dengan Michelle dan parahnya
diam-diam Megan cari informasi melalui Liam langsung. Tapi, hebatnya Megan
adalah dya berani berkata, seperti urat malunya sudah putus. Beda dengan Gita,
yang malu-malu dan malunya itu selangit bisa dibilang munafik! Nggak munafik
juga sih emang terlalu jaga image aja. Biasalah yang Gita cari popularitas.
Yang padahal Zayn udah notice secara gak langsung sebelumnya kalau popularitas
itu gak penting.
“Ehmm
pantesan mereka mirip! Oh tau dh! Lu kan teman junior HS nya Liam yaiyalah
pasti SMSan yahh sama Liam, ehmmm mau donk gue disms Liam Payne :p”, ucap Gita,
mengejek.
“Teman
Junior HS Liam sama Zayn juga kali wooo, bukan, kalau itumah gua tahu dari si
Sofia nahh dya tau dari si Liam smsan, mereka kan HTSan”, ungkap Megan.
“Ohh
Iyaa iya”, jawab Gita, singkat.
“Kalau
gua tau dari Raphael dan Liam juga sih wkwk”, ungkap, Megan
“O
aja”, balas Gita, mengejek.
“Anjrit!”,
jawab Megan.
***
“Gita,
gua smsan sama Harry, lu HTSan yaa sama Harry Styles?”, tanya Sofia, kepo.
“Haha
nggak kok, Cuma smsan biasa aja, dya seru orangnya care”, balas Gita,
menyangkal malu-malu.
Beberapa
minggu kemudian dari percakapan itu. Faktanya, Harry jadian sama Angel dan bagi
Gita itu serasa mimpi kira Gita dya bisa menjadi pasangan Harry, dan Gita lah
kekasihnya Harry bukan Angel. Jangan kan Gita, Sofia dan Megan saja sampai
kaget kenapa bisa seperti itu. Dengar-dengar sihh, Angel dijadiin taruhan sama
Harry dan kawan-kawan karna Angel itu sempat jadi Ms. IT High School, yang gayanya
pecicilan abis, pintar sih iya, tapi, nyatanya dya dijadiin mainan sama para
cowok.
“Git, lu gak apa-apa kan kalau gua
jadian sama Harry? Harry nembak gua..”, seru Angel, dengan manis.
Sebelumnya, Gita memang telah
menyangka itu, jadi, Gita bisa berpura-pura untuk tidak shock mendengarnya.
“Hm?
Yaa gak apa-apa lah Angel.. kok ke gua sih ngomongnya itukan hak lu”, balas
Gita, pura-pura.
“Oh
yaudah, tapi beneran kan gak apa-apa?”, tanya Angel, mengulanginya.
“Beneran lah
Angel, oh yaa Congratz yaa”, ucap Gita, mencoba menutupi kesedihannya.
***
“Gita,
Gita.. sini!”, ucap Zhia.
“Kenapa
Zhi???”, jawab Gita, malas.
“Sini!
Liat liat tuh cowok…”
“Louis
Tomlinson, ohh si Tommo. Kenapa?”
“Cariin
Facebook nya dya donk pokoknya lo harus temuin terus kirim lewat inbox yaa”
“Ahh
lo tuh kemana aja sih Zhi, gua udah berteman kali tapi nama fb nya apayaah??
Pokoknya panjang susah deh”
“Kenapa?
Alay gituh yahh FB nya?”
“Ehmm,
bisa dibilang”
“Pokoknya kirimin
ke gua!”
Zhia memang suka sama Louis saat
pertama kali Louis menyapa Zhia dan berkata “Zhia, kenapa tatapan mu begitu
simetris?” hahaha dari situ Zhia meleleh, yaa maklumlah kata-katanya yang
simetris benar-benar mencirikan sekali kalau Louis itu pintar hitung-hitungan.
Ternyata selain gayanya yang sedikit cupu tapi terkadang keren badaiiiii
dikelasnya dya mendapatkan Ranking #1 dan unggul juga dalam pelajaran Fisika,
Matematika, juga bahasa Inggris. WOW siapa coba yang gak suka sama Louis?...
***
Tapi, semua kisah itu sudah lama
sekali dan itu mungkin adalah kenangan, yang bila dikenang itu sangat lucu dan
Kisah yang sesungguhnya barulah akan dimulai….
“Kak,
kak Vio bangun…”, ucap Gita, mengganggu.
“Kenapa
sih Gita, ganggu mulu deh!”, seru Vio, terbangun.
“Kak,
Gita mau minta tolong sama kakak..”, ucap Gita, dengan wajah yang kasihan.
“Minta
tolong apa Gita sayang? Nanti aja ini tengah malam.. ayo, kamu tidur ah!”, jawab
Vio, jelas.
“Kakak
ih, please!!!!”, ungkap Gita, bête.
Gita pun segera tidur kembali.
Tapi gita tidak bisa tidur nyenyak, ketika itu tepat pukul 11.30p.m, Gita pun
mecoba membangunkan kakaknya kembali…
“Kak
Vio… Please, wake up!!!”, ucap Gita, membangunkan kakaknya.
“Gita
kamu apaan sih? ini tuh udah malam cepat kamu tidur!”, seru Vio, kesal.
“Kak
Vio, Gita mau pinjam laptop kakak, sekalian modemnya juga”, ujar Gita, memohon.
“Buat
apa sih Gita malam-malam gini?”, tanya Vio.
“Kakak,
Zayn lagi on ayo donk kak Gita mau chatting nih kak!”, jawab Gita, memohon.
“Mammaaaaaa,
Gita cerewet banget nih Mmma”, ujar Vio, teriak.
“Kakak
ih jangan teriak-teriak nanti Mamma bangun”, seru Gita.
“Kasian
deh ngejar-ngejar Zayn!”, ucap Vio, meledek.
“Ih
gak apa-apa, Zayn nya juga suka kali”, jawab Gita, menjulurkan lidah.
“Huh!
Pede, kasian deh!”, ucap Vio, kembali tidur.
Violeta pun kembali tertidur
dengan lelapnya, sedangkan Gita malah uring-uringan ditempat tidur mengganggu kakaknya
dengan memutarkan lagunya….
------------------------------------------------Behind
Zayn----------------------------------------------
“Gita
eh berisik!!”, seru Vio, melempar bantal.
“Aww!
kakak eh ganggu mulu”, balas Gita, mengganti dengan headset.
Tidak
terasa waktupun kian berdetik dan sekarang pukul 01.44a.m. dengan sendirinya
Gita pun terlelap tidur.
Gelapnya malam, dinginnya embun-embun
dimalam haripun kian meredup seiring terbitnya mentari dititik timur bagian
selatan sana, para burung berkicau ria menyambut hari yang cerah.
Pergi keruang makan, “Git, kamu udah bangun?”, sahut
Vio, heran. Karna yang Vio tahu Gita semalaman gak tidur dan hanya mengganggunya
saja.
“Subuh
kali kak”, jawab Gita, singkat.
“Wahh..
Insomnia kali!”, sahut Vio.
“Insomnia
apa kak? Semalam tuh tidur aku nyenyak banget!”, ucap Gita, menyangkal. Karna
takut dimarahin Pappa akhirnya Gita pun pura-pura berkata bahwa tidurnya
nyenyak.
“Hmmm..
bohong tuh Ppa”, ucap Vio.
“Sudah
kalian apaan sih, ayo cepat dimakan sarapannya!”, seru Pappa, menggertak.
“Oh
iyaa mma Vio pulang dari kuliah mau pergi ke mall sama Danielle jadi mungkin
pulangnya akan terlambat.. Ppa”, jelas Vio.
“Erm,
yasudah tapi jangan terlalu malam Vio..”, balas Mamma.
“Sipp
deh! Oke kita berangkat Mma Ppa”, ujar Vio, pamit.
“Bye
Pappa Mamma Gita pergi”, ucap Gita, pamit.
“Oh
iya Git, tadi Raphael bilang dya sakit dan suratnya nyusul”, ucap Mamma.
“Oke
deh mma, Gita pergi”, jawab Gita.
“Iyaa, hati-hati kalian”, balas Mamma.
***
“Git,
tau gak tadi Zayn duduk disebelah gua”, ucap Angel, senyum pamer.
“Hmm,
loh kok bisa? Ah! Zayn kebetulan tuh”, jawab Gita, bercanda.
“Ih
beneran deh ngapain boong, gua duduk disini, eh masa Zayn nyapa dan duduk
disebelah gua”, ujar Angel, pamer.
“Ehm
aku tau deh, modus tuh.. Zayn mau nanyain aku sebenarnya, modus tuh modus”, ucap
Gita, senyum terpaksa.
“Hehe
iyaa kali yaa..”, balas Angel, Sok.
Tanpa
Angel sadari hati Gita pun memanas ketika Angel menceritakan kisahnya itu
kepada Gita.
Mengikuti
Zayn ke kantin, Gita.
Merasa
aneh dan ketika menengok kebelakang sampai 3x biasa saja, Zayn.
“Ibu
aku pesan mie ayamnya 1”, ucap Gita.
Heran
melihat Gita dan menghiraukannya, Zayn.
***
“Gita,
hey lagi apa?”, tanya Harry.
“Eh
Harr hehe lagi??? Nggak lagi ngapa-ngapain kok”, jawab Gita.
“Ehm,
tahu deh… lagi merhatiin Zayn kan?”, tanya Harry.
“Nggak
kok, gua cuma lagi liat kearah sana tapi bukan merhatiin Zayn”, jawab Gita.
“Bohong!”,
ujar Harry.
“Beneran
kok nggak! Gimana hubungan kamu sama Angel?”, tanya Gita.
“Baik-baik
aja”, jawab Harry.
“Maaf
gua harus pergi”, ujar Gita.
“Yaah”, jawab Harry, menyesal.
Sebenarnya...
Harry merasa menyesal, merasa telah menyakiti Gita. sebenarnya Harry memang
menyukai Gita sejak kelas X, Soal HTSan yang Sofia bilang itu benar, Harry
mencoba mendekati Gita dan mencari tau lebih dalam tentang Gita dengan cara nya
itu, tapi... dari Smsan itu, Harry tau Gita hanya mencintai Zayn, yang Gita
bicarakan hanya Zayn.. Zayn.. dan selalu Zayn. Harry gak bisa berbuat apa-apa,
ingin jujurpun terasa percuma hati Gita seperti telah dijajah oleh Zayn.
Tidak ada sebulan,
Harry dan Angel putus, Tapi, semenjak Harry jadian sama Angel, Harry tau Gita
pun kecewa dan dari situh mereka tidak dekat lagi tidak smsan atau malahan
ngobrolpun terasa hambar. Setelah putus dari Angel pun sama.. Romance Gita dan
Harry Bad.
(Disekolah...)
"Hahhhh....
gak berisik banget pan ini kelas", sahut Gita, memukul meja kelas (Hening
seketika) kembali mendengarkan lagu dengan headset nya.
"Gigitttttttttttt....",
teriak Dev, kegirangan.
"Ish
si Dev apaan sih teriak-teriak gituh lenjeh banget :p", ucap Gita, dalam
hati. "Apaan sh Dev?", tanya Gita.
"Hayoo
tebak kenapa? Gua ngedadahin Zayn donk, terus kita jabatan tangan", ucap
Devi, memamerkan.
Sebenarnya Devi hanya ingin
membuat Gita merasa cemburu kepadanya karna Devi tau Gita sangat mengagumi
Zayn. ntahlah apa Dev menyukai Zayn juga atau malah sebaliknya Zayn pun
menyukai Dev. Tapi kenyataannya Dev itu punyanya Noe, mereka sudah pacaran
bertahun-tahun lamanya, pokoknya sudah cocok lah.
"Trus
apa hubungannya sama gua? masalah buat gue?", ujar Gita, kecewa.
"Ehmmmm cemburu kali", seru
Dev, mengejek.
Siang pun berlalu kini malam telah
tiba...
(Lewat pesan singkat..)
"Git?"
"Apa
na?"
"Gimana?
Gue menangkan?"
"Apaan?"
"Angel
gak jadian kan sama Zayn?"
"Belum
kali na, ntar sampai lulus baru Anna menang"
"Oh
yaudah percaya gue. Angel gak bakalan jadian sama Zayn"
"Ok
dh.."
***
"Kakak
pulang..."
"Kak
Vio..", menangis, memeluk Kak Vio.
"Hey,
Gita.. kenapa kamu nangis?"
"(Menangis)
kak Vio..... Zayn kak, Zayn.. Dev kak! Zayn suka sama Dev!"
"Hey, adik kakak yang cantik kok
nangis sih? kamu tau dari mana? tadi kakak lihat Zayn, tapi Zayn sama Liam
ah.."
Mestipun mereka terkadang seperti
Kucing dan Anjing. Tapi, sebenarnya mereka itu adalah adik dan kakak yang
saling menyayangi.
"Iya
kak, Dev bilang! gak tau lah kak aku bingung sama dya yaaa lagian... aku mau
lupain Zayn aja ah kak"
"Yaudah
lagian juga kayak cowok cuma Zayn aja, udah malam cepat kamu tidur"
"Iyaa
kak"
***
Pukul 06.00 a.m ....
"Gita,
hari ini kamu pergi kesekolah sendiri yaah, kakak mau berangkat sama kak
Danielle", ujar kak Vio.
"Yaaahh
Pappa... masa aku jalan sendiri", ucap Gita, bete.
"Ehmm,
tuh Danielle udah jemput. Dadah Gita sayang.. dah Mma dah Ppa Vio pergi"
"Yaudah
kamu pergi bareng Pappa aja git."
"Ok
dh Pappa"
"Oh
yaaah Gita, Kak Vio bilang sama Mamma. Kamu tuh tidurnya selalu larut malam,
kenapa sh?", tanya Mamma, heran.
"Rasanya
yah gak ngantuk aja Mma. Aduhh Ppa Gita ada ulangan, pergi sekarang
yuk??", mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Itu
tidak baik Gita. Gita, Pulang sekolah nanti Pappa ingin dengar alasannya,
ayo berangkat", ujar Pappa, tegas.
"Dah
Mamma Gita Pergi..."
"Ya,
hati-hati Gita", ujar Mamma, menggelengkan kepala.
***
"Ayo
naik!", ucap Pappa, membukakan pintu mobil.
"Oh
iyaa Ppa.."
"Haduh
Kak Vio emang nyebelin, ngapain sih cerita-cerita ke Mamma segala?, Pappa
pasti nanya-nanya nih", ucap Gita, dalam hati gelisah.
"Gita..",
tanya Pappa.
"Iyaa
Ppa?"
"Kamu
kenapa?"
"Gak
apa-apa kok Ppa.. Eh Ppa, Pappa tau gak? kak Vio tuh yaah gak dimana-mana
kerjaannya pacaran aja Ppa, bilangin tuh Ppa pacaran jangan sampai malam juga
kali", ujar Gita, mengalihkan pembicaraan.
"Apa?
benar itu? tapi kamu tahukan? kak Vio dan kak Danielle akan bertunangan dengan
segera?", tanya Pappa.
"Dengan
Segera? Tahun depan Pappa bilang segera? itu masih lama kali Ppa..", jawab
Gita.
"Yaa
setidaknya, lagian pulangnya gak lewat dari jam. 8 malam kan?"
"Iyaa
sih Ppa.. tapi tetap aja seharian..."
"Ya,
tapi kan kakak kamu udah gede, kalau kamu seperti itu baru Pappa larang", jelas
Pappa.
"Pappa,
aku juga udah gede, udah 17 tahun, Gita udah bisa bedain mana yang baik
dan mana yang buruk, Pappa kok bela kak Vio trus sihh???", jelas
Gita, dengan nada sewot.
"Kamu
kenapa teriak-teriak pada Pappa?", tanya Pappa dengan tenang.
"Maaf
Ppa.. abis Pappa selalu belain kakak! selalu anggap Gita masih kecil.", jawab
Gita, emosi.
"Iya,
jadi maksud kamu apa?", tanya Pappa.
"Aku juga
udah gede ppa..", jawab Gita.
"Ehmm..
Iya tapi belum 21tahun kan? belum dapat gelar S1 kan?", jelas Pappa.
"Oh,
jadi klu udah gede itu harus dapat gelar S1 dulu Ppa? baru bisa dibilang dewasa?",
tekan Gita.
"Pappa
gak suka dengan nada bicara kamu Gita, Ayolah apa yang sedang
kamu bicarakan Gita?", tanya Pappa, menghentikan mobil.
"Ah
lupainlah Ppa, Gita turun", jawab Gita, turun dari mobil.
"Hey, Gita, Gita.. Pembicaraan
ini belum selesai!", seru Pappa pada Gita.
Gita menghiraukan Pappa nya,
Gita pikir dengan dya mengalihkan pembicaraan seperti itu dya bakal
menang, dan kakaknya akan dihakimi, tapi, ternyata malah memperpanjang keadaan...
Pukul
11.30 am...
"Gita..
lo kalah sama Ambar?", ujar Dev.
Dev itu memang sangat senang
membuat Gita bersedih memikirkan Zayn, lalu badmood sepanjang hari dan membuat
Gita cemburu, ntahlah apa maksud Dev. Dev itu memang teman dekat Gita, meraka duduk
pun bersebelahan, bercanda bersama mengerjakan soal pun bersama-sama. Tapi, Dev
selalu memanas-manaskan Gita dengan Info-Infonya tentang Zayn yang tak ingin
Gita Dengar....
"Kalah
kenapa?", jawab Gita, malas.
"Ambar
teriak-teriak manggil nama Zayn trus mereka bercanda-canda gituh, didepan
teman-temannya lagi, lo emang berani?", tanya Dev, meledek.
Oh my gosh.... bayangkan saja
bagaimana tidak jengkel Gita, didalam hatinya pasti Gita berteriak-teriak atau
bahkan menangis. Kasihan Gita kalau sampai Zayn harus jadian dengan Angel,
apalagi dengan Ambar. Mungkin satu sekolah akan mengolok-olok Gita, atau
mungkin Gita akan sering-sering menangis...
"Teriak-teriak?
Lagian juga ngapain coba Ambar teriak-teriak manggil Zayn, Ihh kok dya berani sih??
Sofia atau Megan aja dya gak berani, wahhhh punya nyawa berapa Ambar???", jawab
Gita.
"Ehmmm
ngapain.. Atuh terserah orang aja, itu mah kaliannya aja pada cemen", jelas
Dev, menjulurkan lidah.
Yang Gita tahu dari Zhia.. Ambar
menjelek-jelekan Gita dengan... yaaah mungkin Ambar merasa paling WAH karna
bisa dekat dengan Zayn, Itu juga Ambar nya yang ngedekatin, Gak akan ada yang
kayak Gita, Sok jual mahal dengan caranya yang cuek dengan Zayn, nanya aja gak
mau.. Padahal didalam hati nya, pengen banget nanya Zayn, apalagi sampai disapa
Zayn. Yang ada dipikiran Gita "Sok aja sana jadian sama Zayn, emang Zayn
mau sama cewek udik kayak lo, hah?".. dan yang ada dipikiran Ambar
"Hahh, Gita? Cewek Alay.. Rambut merah.. Sok Imut, Gaya Alay! Gak banget!
yakin gituh Zayn mau sama Gita? Nggak deh, hah GITALAY!". Yaaa begitulah
saat bertemu mereka memang teman, tapi dilain sisi mereka seperti sedang
bersaing dalam hati. Sebenarnya Gita hanya mengagumi Zayn, yaa hanya mengagumi
saja, hanya bermain-main malah tidak pernah terfikirkan, kalau namanya akan
identik dengan Zayn, cowok pendatang yang cool....
(Lewat pesan singkat..)
"Anna,
nyebelin banget!!!! Zayn emang gak jadian sama Angel, tapi dya lagi dekat sama
Ambar!"
"Masa?
yaudalah Git, liatin aja apa mereka akan jadian apa nggak"
"Mau
jadian pun sih gak masalah Nna, tapi pleaseee jangan sekarang, ntar aja diluar
kalau lulus masalahnya akan panjang, ntar disekolah pasti gua diledekin sama
yang lain!"
"Ehmm,
percaya aja deh sama gua, mestipun gua cuma ketemu Zayn 1x tapi gua bisa tahu
kok, Zayn gak kayak gtuh orangnya, dya bisa menhargai perasaan cewek, percaya
lahh.."
"Ahh
Anna, gua percaya sama lu, ok lah! makasih Nna"
"Sipp
deh"
***
Pukul 01.30 p.m ...
"Mamma
Gita pulang..."
"Gita,
kamu gak bareng kakak kamu? katanya dya mau pulang cepat?", tanya Mamma.
"Nggak
Mma, Pappa mana?"
"Pappa
akan pulang terlambat hari ini, mungkin ntar sore, atau malam, mungkin.."
"Oh..",
"hahhhhh beruntung", (Dalam hati).
"Kamu
ganti baju, lalu cepat makan.. sudah mamma siapkan"
"Ok
mma.."
***
Melihat ke jendela...
"Liam?
Liam ngapain disituh? pasti sama Gerald deh.. coba ah liatin", ucap Gita.
"Tuh
kannnnnnn sama Gerald!", segera menuruni tangga dan menemui Liam
"Liam..
lagi apa lu?", tanya Gita.
"Eh
Git, biasa nganter Gerald", jawab Liam.
"Oh
Ok deh, dadah", ujar Gita, kembali kedalam rumah.
***
"Rald,
si Gita rumahnya sepi banget?", tanya Liam.
"Iyaa
gak tau Liam, biasanya sih ramai, lagi sepi kali", jawab Gerald.
"Oh.."
***
Hari demi hari telah terlewati
kini tiba saatnya graduation, karena, Gita telah menyelesaikan masa High School
nya yang ia jalani selama 3 tahun lamanya.
“Git,
kamu mau pakai dress yang mana buat perpisahan nanti?”, tanya kak Vio, memilih
baju.
“Gak
tau ah kak, Gita bingung! Kakak aja yang cariin, terserah kakak mau yang kayak
gimana.”, ucap Gita, berjalan.
“Lusa
kan kamu diwisuda Gita, harusnya kamu senang.”, ujar kak Vio.
“Males
ah! Zayn gak akan datang ke acara penting itu.”, jelas Gita.
“Gita,
itu kan belum tentu. Lihat besok aja, besok kan gladi resik..”
“Gak
mungkin kak, gladi resik pertama aja Zayn gak datang.”
“Bukan
Cuma Zayn kan yang gak datang, percaya kakak, Zayn akan datang buat kamu.
Yaudah nih ada dress cocok deh buat kamu!”
“Green?
Kakak yang benar aja.”
“Ih
udah deh, katanya terseah kakak.”
“Iyaa
Iyaa. Kak Vio.. aku pengen cerita deh kak..”, ucap Gita, sembab.
“Tentang
Zayn?”, jawab Vio.
“Aku
gak mau sia-siain perpisahan itu kak. Yang aku dengar Zayn akan kembali ke
Homeland nya. Dya akan pulang ke Tripoli untuk kuliahnya. Dan saat wisuda nanti,
aku pengen foto bareng dan sapa Zayn. Aku harap aku cukup berani kak..”, jelas
Gita, sedih.
“Kak
ragu kamu bisa melakukannya Git, kakak tau kamu. Dan kalau kamu gagal memenuhi
hasrat kamu itu.. Your love is full of the greatest pain and the pain will
almost hurt you for so long, and it meant it’s so out of line to try or turn
back time. Artinya no regret anymore, right?”, jawab Vio, jelas.
“Kak,
apa menurut kakak Zayn punya rasa yang sama seperti aku?”
“Kalau
kakak bilang Iya apa kamu akan tanya kenapa Zayn gak gentle?”
“Jelas
lah kak!”
“Itulah
bodohnya kamu. Kenapa kamu kirim message difacebook dengan bilang kalau kamu
ataupun Megan cuma bercanda dan itu just for fun? kalau kamu pikir cewek
munafik itu wajar, dan cowok itu harus gentle. Ya salahlah, kamu harus berfikir
2x Gita! Kegentlean Zayn kalah sama kemunafikan kamu. Yah Zayn takutlah kamu cuma
mainin dya, ngecengin ketampanan dya, kalau dya itu jadi pacar kamu. Kamu yang
salah! Gini aja, kalau Zayn gak suka sama kamu, Zayn gak mungkin menjaga
perasaan kamu. Semua kebetulan yang kamu alami, itu bukan semata-mata kebetulan
biasa atau jodoh, bukan Gita sayang.. Itu Zayn sengaja.. ngerasa nggak sih
kamu?”, jelas Vio, panjang lebar.
“Kak
Vio bohong yaaah?”
“Untuk
apa? Untuk buat kamu bahagia? Konyol! Yang ada kamu tambah galau kan sekarang? gak
mungkin lah. Kak Vio sayang sama kamu Git.”
“...”,
terdiam Gita, pergi.
“Gita mau kemana? Bajunya cobain
dulu..”, teriak Vio.
***
“Eliza, itu Zayn?”, tanya Gita, kaget.
Gita kaget, mengapa ucapan kakaknya
bisa benar-benar terjadi. Gita yang mencari-cari Zayn tiba-tiba Zayn datang
dengan membawa berita buruk. Baju Zayn dan Ambar samaan. Gita mengira mungkin
mereka ada hubungan, mungkin memang janjian, atau hanya ingin membuat Gita
cemburu. Tapi, Gita menghiraukan itu, Gita pikir, kalau belum ada berita Zayn
dan Ambar jadian yaaah berarti Gita masih berhak buat merhatiin Zayn dari
kejauhan.
“Kak Vio gak
main-main..”, ucap Gita, dalam hati.
“Kenapa Git?”,
ujar Eliza.
“Gua cari Agnez
dulu yaah bentar..”
“Iya, gua disini yaa Git.”
***
0 comments:
Post a Comment
"Thank You For Reading."